Para investor menempatkan dana atau modalnya di pasar modal dalam bentuk surat berharga (saham dan obligasi) pada umumnya didorong oleh motif mendapatkan imbal hasil maksimal. Keuntungan yang diperoleh baik berupa dividen maupun capital gain dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan, baik sekarang maupun masa akan datang. Ini sejalan dengan tujuan perusahaan yakni memaksimalkan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham atau biasa disebut memaksimalkan keuntungan.
Berdasarkan tujuan investasi ini, maka investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih asset (assets) selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi (Harianto, 1998). Francis dalam Jahja (2003) mengemukakan pengertian investasi yaitu an investment is a commitment of money that is expected to generate additional money. Kegiatan investasi menyangkut komitmen penempatan sejumlah uang pada suatu jenis investasi untuk mendapatkan tambahan sejumlah uang.
Penempatan dana tersebut dapat dilakukan dengan membeli real assets dan financial assets. Investasi dalam bentuk real assets dapat dilakukan misalnya dengan membeli aktiva tetap berwujud (tanah, mesin, emas, gedung atau rumah dan kendaraan), sedangkan investasi dalam bentuk financial assets dapat dilakukan dengan membeli surat-surat berharga (sekuritas) misalnya saham, obligasi dan Iain-lain. Menempatkan dana di pasar modal misalnya memiliki saham adalah bentuk investasi financial assets. Investasi ini akan memberikan penghasilan dalam bentuk dividen serta nilainya dapat diharapkan meningkat di masa datang melalui kenaikan harga saham. Kenaikan harga saham akan memberikan return tinggi yang bersumber dari selisih antar harga sebelum dan setelah harga saham naik sehingga mendapatkan capital gain.
Meskipun keputusan investasi saat ini bertujuan mengharapkan penambahan uang, namun investasi juga berhubungan dengan masa akan datang yang tidak pasti. Artinya investasi mengandung unsur risiko. Oleh karena itu selain return yang diharapkan, investor yang rasional juga perlu mempertimbangkan faktor risiko yang mungkin muncul. Keduanya mempunyai hubungan positif, yakni semakin tinggi tingkat return yang diharapkan, semakin tinggi pula tingkat risiko yang dihadapi investor.
Investasi dalam saham adalah investasi yang berisiko karena harga saham bisa naik dan bisa turun (fluktuatif). Akibatnya, investor bisa memperoleh keuntungan yang besar (capital gain) tetapi dapat pula menderita kerugian (capital loss) yang tidak kecil jumlahnya. Pada umumnya investor mengharapkan tingkat return maksimum dengan bersedia menanggung tingkat risiko tertentu. Atau investor bersedia mengambil investasi berisiko tinggi apabila investasi tersebut menjanjikan return yang tinggi pula. Pada kondisi seperti ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat trade off atau tukar impas antara return yang diharapkan dengan risiko (Harianto dkk, 1998).
No comments:
Post a Comment