Wednesday, May 6, 2015

Konsep Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan dari seseorang yang dibagi kepada orang lain. Berkomunikasi berarti membantu menyampaikan pesan untuk kemudian diketahui dan dipahami bersama sehingga bisa menimbulkan kesepahaman dan mencapai tujuan tertentu dari komunikasi yang dilakukan. 

Konsep Komunikasi
Salah satu keebutuhan manusia yang sangat fundamental dalam kehidupan bermasyarakat menurut Wilbur Schramm dalam Hafied Cangara (2014:1) adalah komunikasi. Komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, sebab tanpa komunikasi tidak akan mungkin terbentuk masyarakat, demikian pula sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak akan mungkin bisa mengembangkan komunikasinya. Pada hakekatnya bahwa manusia tidak mungkin hidup tanpa komunikasi, karena memang sebagai makhluk sosial manusia dikodratkan untuk hidup berkomunikasi sehingga bisa melakukan pertukaran informasi dan hubungan sosial dengan manusia lain di sekitarnya, tidak hanya itu setiap manusia cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya, dan itu hanya dapat terpenuhi melalui komunikasi. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, atau di mana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi, bahkan saat tidurpun seorang manusia sedang berkomunikasi non verbal melalui tindakan tidur yang dilakukannya.

Faktanya bahwa komunikasi merupakan unsur yang sangat penting dan memiliki tiga fungsi dasar yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell dalam Cangara (2014:2)  sehingga mendorong dan menjadi penyebab mengapa komunikasi sangat penting dan dibutuhkan oleh manusia, yaitu : Pertama, adanya hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya sehingga hal ini perlu dilakukan melalui komunikasi guna mengetahui peluang-peluang yang ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan menghindar dari hal-hal yang mengancam alam sekitarnya. Sebuah peristiwa atau kejadian dapat diketahui melalui komunikasi. Komunikasi bahkan mampu menjadikan manusia bisa mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya dengan mempelajari informasi yang diterima dari lingkungan sekitarnya. Kedua, membantu manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya dimana proses kelanjutan suatu masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya agar manusia dapat hidup dalam suasana yang harmonis. Ketiga, membantu manusia untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi dengan melakukan pertukaran nilai, perilaku dan peranan. Ketiga fungsi dasar tersebutlah yang menjadi patokan dasar bagi setiap manusia dalam berhubungan dengan sesama anggota masyarakat. Lebih lanjut David K. Berlo dalam Cangara (2014:3) menyebutkan secara ringkas bahwa:
Komunikasi sebagai instrument dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam menciptakan keseimbangan dengan masyarakat.

Dengan demikian jelas bahwa komunikasi bisa berguna sebagai alat dalam hubungan sosial di kehidupan bermasyarakat yang mampu menjadi sumber kekuatan utama di era globalisasi untuk menguasai dunia, karena melalui komunikasi kita sebagai makhluk sosial bisa melakukan berbagai bentuk negosiasi dan kerjasama dengan bangsa manapun di dunia ini.

Setelah mengetahui demikian pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia, selanjutnya mari kita melihat arti kata komunikasi itu sendiri, secara etimologis komunikasi berasal dari Bahasa latiin “communication” yang akar katanya bersumber dari kata “communis” yang artinya sama, dalam artian bahwa membuat kebersamaan atau membangun kesamaan pengertian antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam Bahasa Latin “communico” yang artinya membagi. Dengan demikian berarti bahwa komunikasi hanya bisa terjadi dengan baik apabila terdapat dua orang atau lebih yang berbagi informasi kesamaan makna tentang sesuatu hal yang dikomunikasikan. Dalam kehidupan kita selain menjadi makhluk individu, kita juga sebagai makhluk sosial yang sangat membutuhkan interaksi dengan orang lain. Nah dari interaksi itulah terjadi sebuah komunikasi untuk menyampaikan sesuatu, saling bertukar pendapat dengan orang lain untuk mencapai sebuah tujuan.

Secara terminologi, Berelson dan Steiner (dalam Harun dan Ardianto, 2012:23) mendefinisikan komunikasi sebagai proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lainnya. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lainnya.  Pandangan lain yang dikemukanakn oleh Richard West dan Turner (2008:5) bahwa koomunikasi adalah proses sosial di mana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka.

Theodorson and Theodorson (dalam Harun dan Hardianto, 2012:22) mengemukakan bahwa komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, atau emosi dari seseorang atau kelompok kepada yang lain atau yang lain-lainnya, terutama melalui simbol-simbol. Selanjutnya Everett M. Rogers dalam Cangara (2014:22) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Defenisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid dalam Cangara (2014:22) sehingga melahirkan suatu definisi baru bahwa

Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.

Dari pengertian tersebut jelas bahwa ada saling pengertian yang akan tercipta dari proses komunikasi yang berlangsung. Komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin telah dikembangkan oleh berbagai macam ahli dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, oleh karena itu terdapat beragam jenis defenisi komunikasi yang dikemukakan oleh ilmuwan berdasarkan sudut pandang bidang keahlian mereka. Dengan demikian pengertian komunikasi jika ditinjau dari pandangan beberapa ahli akan sangat beragam dan membuat khasanah ilmu komunikasi jadi makin berwarna indah dengan sumbangan pemikiran dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. 

Seorang doktor dalam bidang psikologi, Charl Hovland dalam Effendi (2002:48) mendefenisikan komunikasi sebagai salah satu proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang Bahasa) untuk mengubah perilaku orang lain. Menganalisa defenisi ini membuat kita mengerti bahwa komunikasi menginginkan adanya umpan balik berupa pengubahan perilaku dari si penerima pesan sesuai keinginan yang diharapkan oleh si pengirim pesan.

Defenisi komunikasi menurut kelompok sarjana komunikasi dalam Cangara (2014:21) yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia menyatakan bahwa:

Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan konsep dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Melihat defenisi yang dikemukakan oleh kelompok sarjana komunikasi tersebut di atas memberikan pengertian mendalam bahwa komunikasi melibatkan penggunaan simbol-simbol tertentu dalam membangun hubungan yang harmonis antar sesama manusia dengan berusaha mengatur lingkungan melalui hubungan yang baik antar sesama manusia dan tujuan akhir komunikasi menghendaki adanya pengubahan tingkah laku ataupun sikap dan paling tidak pengetahuan dari orang lain yang telah menerima sebuah informasi tertentu.

Harold D. Lasswell dalam Cangara (2014:21) memberikan sebuah defenisi singkat bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya?.

Lima unsur komunikasi dari defensi yang dikemukakan oleh Lasswell tersebut dapat diperjelas sebagai berikut:
  1. Who?, siapa sumber/komunikator yang merupakan pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.
  2. Says What?, pesan atau apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi pesan.
  3. In Which Channel?, saluran atau media apa yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dan lain-lain.
  4. To Whom?, untuk siapa pesan itu disampaikan, apakah sasrannya seseorang, sekelompok orang baik dalam suatu organisasi maupun suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Hal ini biasa disebut sebagai kelompok sasaran pesan, atau pendengar, khalayak, komunikan, penafsir, penyandi balik atau decoder.
  5. With What Effect?, dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dan lain sebagainya.

Dengan demikian dapat difahami bahwa komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/efek kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator, yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.

Lain halnya dengan Steven, dalam Cangara (2014:21), justru mengajukan sebuah defenisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organism memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitarnya. Misalnya seseorang berlindung pada suatu tempat karena diserangbadai, atau kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.  Dari defenisi tersebut memberikan arti yang sangat luas mengenai komunikasi, bahwa komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam menyampaikan pesan/rangsangan (stimulus) yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih bahkan sikap kita terhadap kondisi rangsangan lingkungan pun dikategorikan sebagai komunikasi. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan tujuan sang "receiver" (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh "source" (komunikator).

Berbagai macam defenisi yang telah dikemukakan di atas tentu saja belum mampu untuk mewakili semua defenisi yang telah diciptakan oleh banyak pakar dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu yang berbeda, akan tetapi sedikit banyaknya telah memberikan gambaran seperti apa komunikasi itu, sebagaimana yang dikemukakan oleh Shannon dan Weaver (1949) dalam Cangara ( 2014:21) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi antara manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan Bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. Karena itu jika kita berada dalma suatu situasi berkomunikasi, maka kita memiliki beberapa kesamaan ari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi. 

Dari berbagai pandangan ahli tentang komunikasi maka dapat difahami bahwa komunikasi bisa terjadi karena adanya beberapa unsur yang terkait untuk membangun sebuah komunikasi. Berikut ini unsur pembangun komunikasi:
  1. Sumber yaitu pusat informasi atau pengirim informasi. Komunikasi yang terjadi pada kita, bisa dari satu orang atau lebih (kelompok) misalnya sebuah organisasi, perkumpulan dsb. Sumber komunikasi disebut juga komunikator.
  2. Penerima yaitu pihak dimana ia menjadi tujuan untuk dikirimi pesan atau info oleh sumber (komunikator). Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih. Penerima juga bisa disebut komunikan.
  3. Pesan adalah informasi yang disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima (komunikan). Pesan tersebut bisa disampaikan dengan secara langsung atau melalui media komunikasi yang tersedia.
  4. Media yaitu alat yang digunakan dalam berkomunikasi untuk mengirim pesan (informasi) dari sumber kepada penerima.
  5. Efek yaitu sebuah pengaruh yang dipikirkan dan dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Yang kemudian akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menelaah pesan.
  6. Umpan Balik yaitu sebuah bentuk tanggapan balik dari penerima setelah memperoleh pesan yang diterima.
  7. Lingkungan merupakan situasi atau faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan dalam empat macanm yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan lingkungan dimensi waktu.

Selain itu bahwa benang merah dari berbagai defenisi mengenai komunikasi bisa diakatakan bahwa secara essensial komunikasi adalah proses penyampaian pesan baik secara verbal maupun non verbal oleh komunikator terhadap komunikan yang dapat dapat memberikan pengaruh. Kesuksesan komunikasi terletak pada saling pengertian antara pihak pengirim (komunikator) dan penerima informasi (komunikan) untuk saling memahami.


Sumber Pustaka : Konsep Komunikasi

  1. Cangara, Hafied. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Kedua, Cet. Ke-14. Rajawali Pers, Jakarta.
  2. Effendy, Onong Uchjana. 2002. Dinamika Komunikasi. Remaja Rosdakarya, Bandung
  3. Harun, Rochajat & Elvinaro Ardianto. 2012. Komunikasi Pembangunan dan Perubhaan Sosial: Perspektif Dominan, Kaji Ulang, dan Teori Kritis. Edisi Pertama, Cet. Ke-2. Rajawali Pers, Jakarta 
  4. West. Richard & Lynn H. Turner. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jilid 1 & 2. Salemba Humanika, Jakarta



No comments:

Post a Comment