Sunday, February 1, 2015

Pembedaan Fiksi

http://sumberpustakaku.blogspot.com/Fiksi dapat diartikan sebagai cerita rekaan akan tetapi semua cerita yang mengandung unsur rekaan itu disebut fiksi. Biasanya karya fiksi ditujukan untuk karya yang berbentuk prosa naratif. Karya-karya lain yan tidak berbentuk prosa misalnya drama, film, puisi-puisi drama ini biasanya tidak disebut sebagai karya fiksi. 

Dalam penulisan istilah dan pengertian fiksi diberi pada karya yang berbentuk prosa, seperti dalam kesastraan Inggris dan Amerika menurut pada karya Novel dan cerita pendek, novel cerita pendek dan roman walau hal itu bersifat teoritis.

a. Novel dan Cerita Pendek

Novel dan cerita pendek merupakan dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Perkembangannya, novel dianggap sebagai bersinonim dengan fiksi. Sehingga novel fiksi itu sama pengertiannya. Novel disebut dalam (short story) dalam bahasa sedangkan dalam bahasa Italia Novella (yang dalam bahasa disebut novella). Secara haraha novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek. Istilah novella dan novella mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia dan istilah Inggris novelette yang artinya sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang namun tidak terlalu pendek.  

Perbedaan antara novel dengan cerpen adalah segi formalitas bentuk, segi panjang cerita. Sebuah cerita yang panjang dan mempunyai banyak halaman sedangkan cerpen beberapa ukuran panjang pendek tidak ada aturannya jadi istilah yang biasa digunakan dalam cerpen selesai dibaca dalam sekali duduk yang berkisar antara 1 – 2 jam. Suatu hal yang tak mungkin dilakukan untuk novel. Walau sama-sama pendek, panjang cerita itu sendiri bervariasi. Ada pendek sekitar 500 kata dan panjangnya cakupan dan ada cerpen yang terdiri dari puluhan kata. Karya sastra yang disebut novelata adalah karya yang lebih pendek dari novel tetapi lebih panjang dari novel. 

Novel dan cerpen mempunyai persamaan keduanya dibangun oleh unsur-unsur pembangun yaitu unsur intrinsic dan extrinsic. Novel dan cerpen sama-sama memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang. Namun demikian terdapat perbedaan intensitas juga kualitas) pengoperasian. Hal itu mencakup berbagai unsur cerita yang membangun novel itu seperti penyampainnya secara bebas menyajikan lebih banyak lebih rinci dan lebih detail dan banyak melibatkan banyak masalah. Adapun kelebihan cerpen yang khas adalah kemampuan mengungkapkannya lebih banyak. Hal itu berarti pembaca membaca cerpen lebih mudah karena tidak menuntut kita memahami masalah yang kompleks.

Dalam bentuk dan waktu yang sangat singkat sebaliknya novel lebih sulit karena berupa penulisan dalam skala yang besar dan berisi organisasi yang lebih banyak cerpen.  Membaca novel untuk sebagian besar orang hanya ingin menikmati cerita yang disuguhkan, mereka hanya mendapatkan kesan secara mum tentang plot dan bagian cerita yang menarik, unsur-unsur pembangun sebuah novel seperti plot tea, pengokohan, dan latar. Pencapaian sifat dengan cerpen novel umumnya terdiri dari sejumlah bab yang masing-masing berisi cerita yang berbeda.

Roman dan Novel

Dalam bahasa dua fiksi ragam fiksi naratif yang disebut romance (romansa) dan novel. Novel bersifat realitas sedangkan romansa puitis dan epik. Hal itu menunjukkan bahwa keduanya berasal dari sumber yang berbeda. Novel berkembang dari bentuk-bentuk naratif non fiksi seperti surat biograk. Jadi novel berkembang dari dokumen-dokumen yang bersifat mesinis. Sedangkan romansa merupakan kelanjutan dari epik. 

Roman menurut Fyre tidak berusaha menggambarkan tokoh secara nyata ia lebih merupakan gambaran dengan tokoh yang bersifat introvert dan subjektif. Di pihak lain novel lebih mencerminkan gambaran tokoh realitas sosial. Jadi ia merupakan tokoh yang lebih memiliki derajat litelike, di samping merupakan tokoh yan g bersifat ekstover. Dalam pengertian modern roman berarti cerita prosa yang melukiskan pengalaman-pengalaman batin dari beberapa orang yang berhubungan satu dengan yang lain dalam suatu keadaan, misalnya sejak dari ayunan sampai ke kubur istilah cerpen, roman, novel dan fiksi memang bukan asli Indonesia sehingga tidak ada pengertiannya secara khas. 

b. Novel Serius dan Novel Populer

Dalam bahasa kesastraan cir-ciri yang ditemukan dalam novel serius yang bisanya dipertentangkan dengan novel populer. Sering juga ditemukan dalam novel populer atau sebaliknya apalagi jika pencarian yang dilakukan bersifat umum. Generalisasikan pada semua karya serius ataupun populer. Tak jarang novel-novel dikatakan sebagai populer memiliki kualitas uterer yang tinggi dan dapat juga terjadi sebaliknya. Banyak cerpen novelette dan novel yang dibuat di majalah populer sebutan novel populer, atau novel erat diasosiasikan dengan kata populer yang kemudian dikemas dan dijajakan sebagai suatu barang dagangan populer dan kemudian di kenal sebagai bacaan populer dan Jadilah istilah pop itu sebagai istilah baru dalam dunia sastra kita.

Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya khususnya di kalangan remaja, novel tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Oleh karena itu novel populer pada umumnya bersifat artifisial hanya bersifat sementara cepat ketinggalan zaman dan tidak memaksakan orang untuk membaca sekali lagi. Sastra populer adalah perekam kehidupan dan tidak banyak memperbincangkan kehidupan dalam serba kemungkinan, sedangkan novel serius harus sanggup memberikan serba kemungkinan itulah sebarnya makna sastra. Membaca novel harus serius jika tinggal kita ingin memahaminya dengan baik, diperlukan konsentrasi yang tinggi disertai kemauan untuk itu. Novel serius di samping memberikan hiburan juga memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca, novel serius tidak bersifat mengapdi kepada selera pembaca dan memang pembaca novel ini tidak banyak, misalnya gairah untuk hidup dan untuk mati. 



Sumber : Makalah Telaah Prosa Indonesia, Fiksi Sebuah Teks Prosa Naratif 


No comments:

Post a Comment