Sunday, February 8, 2015

Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Pada Pembelajaran Motorik Halus Di Taman Kanak-Kanak

A. Pengertian Kreativitas

Kreativitas adalah proses yang digunakan seseorang untuk mengekspresikan sifat dasarnya melalui suatu bentuk atau media sedemikian rupa sehingga menghasilkan rasa puas bagi dirinya, menghasilkan suatu produk yang mengkomunikasikan sesuatu tentang diri orang tersebut kepada orang lain, kreativitas sangat pribadi sifatnya. Karena kreativitas adalah menjadi diri sendiri dan mengekspresikan diri sendiri (Meitasari Tjandrasa, 1995:3). 

Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Mengenai makna dan posisi kreativitas, banyak dikemukakan oleh ilmuan, seperti : Trefliger, mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang tidak memiliki kreativitas. Untuk melihat nilai pentingnya kreativitas dalam kehidupan secara nyata, kita telusuri uraian sebagai berikut:
  1. Untuk itu, kreativitas penting untuk dipahami bagi para pendidik (guru) terutama dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar dalam membimbing dan mengantarkan anak didik kepada pertumbuhan dan perkembangan prestasinya secara optimal.
  2. Kreativitas perlu dipelajari dalam kehidupan secara luas sebagai operasionalisasi dari konsep kreativitas dengan kata lain kreativitas mempunyai nilai penting data kehidupan individu.
Setiap anak pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda. yang terutama penting dalam dunia pendidikan ialah bahwa bakat tersebut dapat dan perlu dikembangkan dan ditingkatkan. 


B. Pengertian Motorik Halus   

Motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halusnya seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, dan menyusun balok. Motorik sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk prilaku gerak manusia. Dalam perkembangnya motorik adalah suatu perubahan dalam prilaku, motorik yang memperlihatkan intraksi dari kematangan makhluk dan lingkungannya. 

Menurut Yudha M. Saputra, Rudiyanto, (2005:114) pada manusia perkembangan motorik merupakan perubahan kemampuan. Pada dua tahun pertama, anak memiliki peningkatan kemampuan motorik yang relatif cepat seperti kemampuan meraih dan menggenggam, berjalan dan berlari, termasuk kemampuan berbicara yang juga merupakan salah satu kemampuan motorik halus, hal yang patut diperhatikan adalah motorik dan aktivitas bermain merupakan elemen penting yang saling berintengrasi seluruh aspek pengembangan seperti dalam pengembangan kognitif atau intelektual anak. 

Keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan. 

Setelah melihat berbagai pendapat tentang motorik halus pada anak tersebut diatas, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa motorik halus pada anak perkembangannya dikendalikan oleh kematangan dan stimulasi biologis serta kesempatan aktifitas fisiknya, artinya apabila seorang anak pada usia satu sampai tiga tahun sering dilatih, memegang atau merangkai suatu bentuk yang indah akan memacu keinginan anak untuk mengulangi yang nantinya anak akan mahir dalam menggunakan otot-otot motorik halusnya.

C. Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Kreatifitas Anak Dalam Pembelajaran Motorik Halus Di Taman Kanak-Kanak

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya anak yang kreatif dalam pembelajaran motorik halus, (Seto Muliadi, 2004 : 50) antara lain adalah : 
  1. Anak dapat mengungkapkan sifat dasarnya, mereka dapat melakukan berbagai kegiatan tanpa diperintah untuk mengerjakannya sampai selesai, tanpa kekangan dari orang-orang disekitarnya.
  2. Membutuhkan bentuk atau medium, menyediakan bahan-bahan mentah atau apa saja yang dapat digunakan seperti pasir, tanah, kertas dan lain-lain. Selanjutnya terserah anak bagaimana cara mereka sendiri dapat menggunakan bahan-bahan tersebut.
  3. Dapat memberikan kepuasan, setelah mereka mewujudkan berbagai kreasi yang diciptakan, mereka akan merasa puas hal ini akan menjadi motivasi untuk kreasi-kreasi selanjutnya.
Besarnya peran orang tua khususnya ibu dalam mengembangkan kreativitas anak ditegaskan oleh Amabile (Seto Mulyadi 2004 : 23) Memberikan beberapa garis umum bagi orang tua untuk pengembangan kreativitas anak yaitu:
  1. Kebebasan. Orang tua yang memberikan kebebasan kepada anak umumnya memiliki anak-anak yang kreatif. Orang tua seperti ini menjauhi sikap, otoriter, tidak selalu berusaha mengendalikan anak-anaknya dan tidak merasa cemas dengan apa yang dilakukan anaknya.
  2. Rasa hormat. Anak yang kreatif umumnya memiliki orang tua yang menghargai dan menghormati keberadaan mereka sebagai individu, anak-anak ini secara alami akan mengembangkan rasa percaya diri dan dapat bersikap orisional.
  3. Kedekatan emosional yang secukupnya. Maksudnya sikap yang tidak berlebihan sehingga anak juga tidak tergantung pada orang tua namun di lain pihak perm mengetahui bahwa mereka dicinta dan diterima oleh orang tuanya. 
  4. Orang tua dari anak yang kreatif tidak terlalu menjejali peraturan pada anaknya dibandingkan dari orang tua yang tidak begitu kreatif anak-anaknya. Peraturan yang diterapkan lebih mendasar dan khusus misalnya dalam jumlah jam belajar, kebebasan yang menekankan untuk tidak mengancam kebebasan orang lain namun yang pasti adalah diperlukannya peraturan yang spesifik.
Pada usia lima tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah menjadi lebih matang secara substansial dan menjadi jauh lebih tepat dan terus menjadi matang. Tangan dan tubuh secara serempak bergerak bersama dibawa kendali mata. Bagi anak usia lima tahun bangunan menara dari balok tidak menarik lagi. Mereka sekarang ingin membangun rumah, tempat ibadah lengkap dengan menaranya (Tadkiroatun Musfiroh, 2005 : 76).

D. Cara Meningkatkan Kreativitas Anak Dalam Pembelajaran Motorik Halus Di Taman Kanak-Kanak  

Cara meningkatkan kreativitas anak dalam pembelajaran motorik halus di Taman Kanak-Kanak, dilakukan dengan belajar menggunakan jari-jarinya dengan melihat orang di sekitarnya, seperti membangun rumah dari tanah liat, plestisin, menyusun balok, mewarnai gambar dengan kreasi masing-masing anak. 

E. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kreativitas Anak Pada Pembelajaran Motorik Halus di Taman Kanak - Kanak

Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan suasana yang mendukung tumbuh kembangnya kreativitas anak dalam pembelajaran. Menurut Utami Munandar (Reni Akbar, 2001 : 26) adalah sebagai berikut:

1. Pengaturan Lingkungan Kelas
  1. Pengaturan dalam kelas harus diperhatikan seperti pengaturan tempat duduk untuk berdiskusi secara melingkar atau dapat duduk di lantai dalam diskusi kelompok. 
  2. Menjadikan ruang kelas sebagai ruangan sumber yang mengundang para anak didik untuk menjejaki dan meneliti misalnya dipasang gambar, alat-alat peraga yang sesuai.
  3. Ruang kelas dilengkapi perpustakaan mini, dan lebih baik dilengkapi dengan  bahan peralatan  yang memungkinkan  anak  dapat melakukan kegiatan. 
  4. Ciptakan ruangan kelas yang santai, tenang dan menyenangkan.
2. Persiapan Dan Perilaku Guru Dalam Layanan Pembelajaran
  1. Di dalam pembelajaran guru memberikan dorongan bagi anak  untuk mengembangkan ide atau inisiatif dalam menjejaki tugas-tugas baru. 
  2. Guru memberikan rangsangan dan dukungan dalam konteks yang tepat tidak mengkritik namun memberikan arahan. 
  3. Gagasan dari anak hams diterima secara terbuka dan berupaya untuk memahami. 
  4. Semua anak hams disikapi dan diperlakukan dengan adil, tidak memuji anak tertentu dan menolak anak yang lain.
  5. Menciptakan pelayanan pembelajaran dan menjadikan anak bebas mengemukakan pikiran atau pendapat yang aneh atau tidak lazim. 
  6. Guru bersedia memberikan dorongan, dukungan dan waktu yang cukup bagi seluruh anak untuk melakukan pembelajaran secara mandiri. 
  7. Guru perlu memupuk kemampuan diri sendiri, mengkritik secara konstruktif dan memberikan penilaian terhadap diri sendiri secara obyektif. 
  8. Guru perlu memahami dan menerima perbedaan kecepatan antar anak dalam melahirkan ide-ide baru.
3. Upaya dalam meningkatkan kreativitas anak dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
  1. Bersikaplah terbuka terhadap minat dan gagasan anak.
  2. Berilah waktu kepada anak untuk memikirkan dan mengembangkan ide atau gagasan kreatif, karena kreativitas tidak timbul secara langsung dan spontan.
  3. Ciptakan suasana saling menghargai dan saling menerima antara anak dan guru, orang tua sehingga mereka dapat belajar, bekerja secara bersama sama.
  4. Kreativitas dapat  diterapkan di semua  bidang kurikulum dan  bukan menopoli seni. 
  5. Doronglah kegiatan berfikir divergen dan jadilah narasumber dan pengarah.
  6. Suasana yang hangat dan mendukung memberi keamanan dan kebebasan berfikir.
  7. Berilah kesempatan pada anak untuk berperan serta dan mengambil keputusan.
  8. Usahakan agar semua anak terlibat dan dukunglah gagasan atau cara pemecahan masalah dari anak maupun rencana anak.
  9. Bersikaplah positif terhadap kegagalan, dan bantulah anak untuk menyadari kesalahan atau kelemahan serta usahakan peningkatan gagasan dan usahakan memenuhi syarat dalam suasana yang menunjang atau mendukung. 


Sumber :
Anggam Sudomo,  1996 Alat Bermain dan Sumber Belajar, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal  Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik

Ernawobn Syaodih, 2005. Bimbingan di Tainan Kanak-Kanak, Jakarta Depdikbud.

Med. Mntasari Tjandrasa, 1995, Cara Pengembangan Kreativitas Anak, Jakarta Binarupa aksara.

No comments:

Post a Comment